Rabu, 06 Juni 2012

Kekerasan Dalam Berpacaran



          Setelah saya melihat tayangan yang menarik tentang kekerasan dalam pacaran tadi, saya akan mencoba menganalisis dan mengambil kesimpulan dari film tadi,dengan sudut pandang saya sebagai mahasiswa.Pemeran utama di mainkan oleh Melati  (Korban) yang mempunyai pacar bernama Jaka (Pelaku) yang merupakan adik dari Rena (Sahabat Melati), dan bimo yang berperan sebagai sahabat melati.tapi seiring berjalannya waktu, hubungannya menjadi tidak sehat karena setiap bertemu selalu ada kekerasan emosional yang dilakukan jaka terhadap melati.Bentuk kekerasan yang dilakukan oleh jaka bukan hanya sekedar kekerasan fisik saja,tapi juga psikis dan kekerasan ekonomi.jaka adalah orang yang mempunyai sikap labil.di mana dia se enaknya memukuli melati dan senaknya juga meminta maaf.dan melati pun mempunyai sikap pemaaf yang se harusnya tidak di berikan kepada seorang seperti jaka.sikap jaka yang sangat negatif tersebut di tunjukan untuk mengendalikann melati.Contoh seperti cemburu,mengejek,curiga berlebihan,selalu menyalahkan pacar,mengekang dan lain sebagainya itu semua di tunjukan oleh jaka.Keadaan ini jelas jauh dari kata BENAR, cinta yang selama ini didefinisikan kebanyakan orang adalah kelembutan, perhatian dan ketulusan jelas berbanding terbalik dengan keadaan dalam kisah ini. Jika ditinjau lebih jauh dalam bidang kebudayaan, jelas budaya ini tidak patut dicontoh oleh pasangan muda-mudi, bagi sebagian pelaku, mereka menganggap ini hal biasa (karena didalam hati dan fikirannya, belum ada ikatan yang resmi di dalam hubungan ini, jadi pelaku masih bisa bertindak semaunya) padahal, ini adalah akar dari permasalahan yang bakal menjadi permasalahan yang lebih besar jika sudah ada ikatan (menikah) nanti, karena ‘kebiasaan buruk’ akan sulit untuk dihentikan.Menghadapi kekerasan dalam pacaran seringkali lebih sulit bagi kita, karena anggapan bahwa orang pacaran pasti didasari perasaan cinta, simpati, sayang dan perasaan perasaan lain yang positif.Sehingga kalau pacar kita marah-marah dan membentak atau bahkan menampar kita, kita pikir karena dia memang lagi capek, lagi kesel, bad mood atau mungkin karena kesalahan kita sendiri, sehingga dia marah. Hal klasik seperti inilah yang sering mucul dalam kasus kekerasan dalam pacaran adalah perasaan menyalahkan diri sendiri dan merasa “pantas” diperlakukan seperti itu. Pikiran seperti “ah mungkin karena saya kurang perhatian sama dia” , “ mungkin karena saya kurang sabar” dan lain lain, merendahkan dan melakukan terus kekerasan terhadap pasangannya.Yang harus dilakukan untuk mencegah kekerasan dalam pacaran adalah Harus dari diri sendiri,Maksudnya kita harus memerangi tindakan tersebut agar pelaku tidak dapat meneruskan perbuatannya Berani mengatakan tidak. Maksudnya kita harus berani menolak segala permintaan negatif dari si pelaku, supaya membuat mereka berfikir tidak ada ‘kesempatan’ dan menjalin Komunikasi pada sahabat. Kita harus memiliki seseorang yang dapat kita percaya sebagai tempat untuk menceritakan segala masalah kita kepadanya. Sehingga dapat sedikit meringankan beban kita.Jadi, berhati – hati lah anda dalam memilih pasangan, karena orang yang anda anggap baik, belum tentu baik. Dan jika anda orang beragama, percayalah jika ALLAH SWT mengirimkan orang yang anda butuhkan, bukan yang anda inginkan, jadi belajarlah memilih pasangan yang kita butuhkan dan bisa mengerti, bukan sekedar memilih orang yang kita idam – idam kan karena kecantikan dsb.

Referensi
Cinta itu Menghargai: Cegah Kekerasan dalam Pacaran Pada Remaja/Anak Muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar