Setelah saya melihat tayangan yang
menarik tentang kekerasan dalam pacaran tadi, saya akan mencoba menganalisis
dan mengambil kesimpulan dari film tadi,dengan sudut pandang saya sebagai
mahasiswa.Pemeran utama di mainkan oleh Melati (Korban) yang mempunyai pacar bernama Jaka
(Pelaku) yang merupakan adik dari Rena (Sahabat Melati), dan bimo yang berperan
sebagai sahabat melati.tapi seiring berjalannya waktu, hubungannya menjadi
tidak sehat karena setiap bertemu selalu ada kekerasan emosional yang dilakukan
jaka terhadap melati.Bentuk kekerasan yang dilakukan oleh jaka bukan hanya
sekedar kekerasan fisik saja,tapi juga psikis dan kekerasan ekonomi.jaka adalah
orang yang mempunyai sikap labil.di mana dia se enaknya memukuli melati dan senaknya
juga meminta maaf.dan melati pun mempunyai sikap pemaaf yang se harusnya tidak
di berikan kepada seorang seperti jaka.sikap jaka yang sangat negatif tersebut
di tunjukan untuk mengendalikann melati.Contoh seperti cemburu,mengejek,curiga
berlebihan,selalu menyalahkan pacar,mengekang dan lain sebagainya itu semua di
tunjukan oleh jaka.Keadaan ini jelas jauh dari kata BENAR, cinta yang selama
ini didefinisikan kebanyakan orang adalah kelembutan, perhatian dan ketulusan
jelas berbanding terbalik dengan keadaan dalam kisah ini. Jika ditinjau lebih
jauh dalam bidang kebudayaan, jelas budaya ini tidak patut dicontoh oleh
pasangan muda-mudi, bagi sebagian pelaku, mereka menganggap ini hal biasa
(karena didalam hati dan fikirannya, belum ada ikatan yang resmi di dalam
hubungan ini, jadi pelaku masih bisa bertindak semaunya) padahal, ini adalah
akar dari permasalahan yang bakal menjadi permasalahan yang lebih besar jika
sudah ada ikatan (menikah) nanti, karena ‘kebiasaan buruk’ akan sulit untuk
dihentikan.Menghadapi kekerasan dalam pacaran seringkali lebih sulit bagi kita,
karena anggapan bahwa orang pacaran pasti didasari perasaan cinta, simpati,
sayang dan perasaan perasaan lain yang positif.Sehingga kalau pacar kita marah-marah
dan membentak atau bahkan menampar kita, kita pikir karena dia memang lagi
capek, lagi kesel, bad mood atau mungkin karena kesalahan kita sendiri,
sehingga dia marah. Hal klasik seperti inilah yang sering mucul dalam kasus
kekerasan dalam pacaran adalah perasaan menyalahkan diri sendiri dan merasa
“pantas” diperlakukan seperti itu. Pikiran seperti “ah mungkin karena saya
kurang perhatian sama dia” , “ mungkin karena saya kurang sabar” dan lain lain,
merendahkan dan melakukan terus kekerasan terhadap pasangannya.Yang harus
dilakukan untuk mencegah kekerasan dalam pacaran adalah Harus dari diri
sendiri,Maksudnya kita harus memerangi tindakan tersebut agar pelaku tidak
dapat meneruskan perbuatannya Berani mengatakan tidak. Maksudnya kita harus
berani menolak segala permintaan negatif dari si pelaku, supaya membuat mereka
berfikir tidak ada ‘kesempatan’ dan menjalin Komunikasi pada sahabat. Kita
harus memiliki seseorang yang dapat kita percaya sebagai tempat untuk
menceritakan segala masalah kita kepadanya. Sehingga dapat sedikit meringankan
beban kita.Jadi, berhati – hati lah anda dalam memilih pasangan, karena orang
yang anda anggap baik, belum tentu baik. Dan jika anda orang beragama,
percayalah jika ALLAH SWT mengirimkan orang yang anda butuhkan, bukan yang anda
inginkan, jadi belajarlah memilih pasangan yang kita butuhkan dan bisa
mengerti, bukan sekedar memilih orang yang kita idam – idam kan karena
kecantikan dsb.
Referensi
Cinta itu Menghargai: Cegah
Kekerasan dalam Pacaran Pada Remaja/Anak Muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar