1.PERBEDAAN ANTARA ILMU
DAN PENGETAHUAN
Kesadaran manusia secara garis besar terbagi atas tiga dimensi yang amat penting. Pengalaman, perasaan dan pengetahuan. Ketiga dimensi itu berbeda secara substantif tetapi sangat saling berkaitan.
Pengetahuan adalah apa
yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu.
Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil
dari proses usaha manusia untuk tahu. Dalam perkembangannya pengetahuan manusia
berdiferensiasi menjadi empat cabang utama, filsasat, ilmu, pengetahuan dan
wawasan. Untuk melihat perbedaan antara empat cabang itu, saya berikan
contohnya: Ilmu kalam (filsafat), Fiqih (ilmu), Sejarah Islam (pengetahuan),
praktek Islam di Indonesia (wawasan). Bahasa, matematika, logika dan statistika
merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, tetapi keempatnya
bukanlah ilmu. Keempatnya adalah alat ilmu.
Setiap ilmu (sains) adalah
pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu. Ilmu
adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis. Bagaimana cara
menyusun kumpulan pengetahuan agar menjadi ilmu? Jawabnya pengetahuan itu harus
dikandung dulu oleh filsafat , lalu dilahirkan, dibesarkan dan diasuh oleh
matematika, logika, bahasa, statistika dan metode ilmiah.
Maka seseorang yang
ingin berilmu perlu memiliki pengetahuan yang banyak dan memiliki pengetahuan
tentang logika, matematika, statistika dan bahasa. Kemudian pengetahuan yang
banyak itu diolah oleh suatu metode tertentu. Metode itu ialah metode ilmiah.
Pengetahuan tentang
metode ilmiah diperlukan juga untuk menyusun pengetahuan-pengetahuan tersebut
untuk menjadi ilmu dan menarik pengetahuan lain yang dibutuhkan untuk
melengkapinya.
Untuk pengetahuan seseorang cukup buka
mata, buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan. Adapun untuk berilmu,
maka metodenya menjadi lebih serius. Tidak sekedar buka mata, buka telinga,
pahami realitas, hafalkan, sampaikan, secara serampangan. Seseorang yang ingin
berilmu, pertama kali ia harus membaca langkah terakhir manusia berilmu,
menangkap masalah, membuat hipotesis berdasarkan pembacaan langkah terakhir
manusia berilmu, kemudian mengadakan penelitian lapangan, membuat
yang ditemukannya sendiri.
Apa maksud “membaca langkah terakhir
manusia berilmu” ? Postulat ilmu mengatakan bahwa ilmu itu tersusun tidak hanya
secara sistematis, tetapi juga terakumulasi disepanjang sejarah manusia. Tidak
ada manusia, bangsa apapun yang secara tiba-tiba meloncat mengembangkan suatu
ilmu tanpa suatu dasar pengetahuan sebelumnya. Katakanlah bahwa sebelum abad
renaisansi di Eropa, bangsa Eropa berada dalam kegelapan yang terpekat. Karena
larut dalam filsafat skolastik yang mengekang ilmu dan peran gereja. Para
ilmuwan dan para filsafat abda itu tentu memiliki guru-guru yang melakukan
pembacaan terhadap mereka tentang sampai batas terakhir manusia berilmu di
zaman itu. Ilmu kimia abad modern sekarang adalah berpijak pada ilmu kimia,
katakanlah abad 10 masehi yang berada di tangan orang-orang Islam. Dan ilmu
kimia di abad 10 masehi itu tentu bepijak pula pada ilmu kimia abad 3500 tahun
sebelum masehi, katakanlah itu misalanya dari negri dan zaman firaun.
Jadi seseorang yang ingin berilmu
manajemen, misalnya, maka ia harus mengumpulkan dulu pengetahuan-pengetahuan
mnajemen yang telah disusun sampai hari kemarin oleh para ahli ilmu tersebut
dan merentang terus kebelakang sampai zaman yang dapat dicapai oleh pengetahuan
sejarah.
Cara praktis, cepat,
kompatibel, kredibel, aksesibel, dan lain-lain bel positif lainnya, untuk
berilmu ialah dengan sekolah formal, dari SD hingga S3. Beruntunglah
kawan-kawan yang bisa meraih gelar sarjana. Gelar magister dan seterusnya.
Memang sekalipun gelar sudah S3 tapi masih terasa haus juga terhadap ilmu. Itu
karena ilmu yang ada pada dirinya sebenarnya baru sedikit dari khazanah ilmu
yang pernah disusun manusia, sedang disusun, dan apalagi jika dibanding dengan
ilmu di masa depan sampai hari kiamat nanti.
Referensi
Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara
Krsna @Yahoo.com. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.2005.internet:Public Jurnal
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar