Melihat
dari berbagai aspek yang ada, baik Melihat secara langsung ataupun melalui media
informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena hidup yang
ada dipedesaan mulai mengalami pergeseran nilai, norma serta adat istiadat yang
tidak lagi dihiraukan oleh banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya
berubah, baik ekonomi maupun status sosialnya.
Serta fenomena masyarakat perkotaan mempunyai gaya hidup serba mudah dan
berada.keduanya mempunyai ciri khasnya masing-masing.
Menurut saya,Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
individu,bersahabat,dan ke akraban antara satu dengan yang lainya.
Masyarakat Desa
Walaupun masyarakat desa mempunyai penduduk kurang dari 2.500 jiwa.tapi
penduduk desa mempunyai peran penting dalam budaya dan sector agraris. desa
merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia.
Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi
tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak
bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara
menyeluruh.
Tidak semua penduduk dipedalaman
atau perdesaan tertinggal dari kemajuan jaman. Ada perdesaan yang mengikuti
kemajuan tekhnologi dan kemajuan jaman. Walaupun mereka mengikuti kemajuan
jaman yang ada dan mengikuti kemajuan tekhnologi tetapi mereka tetap menyaring
informasi yang masuk kedalam pikiran mereka. Orang yang hidup didesa biasanya
lebih mandiri dan produktif dibandingkan dengan masyarakat yang hidup dikota.
Hal ini disebabkan karena masyarakat didesa mencari makan dari hasil bercocok
tanam dan hasil dari kebun mereka, sedangkan masyarakat dikota jarang yang
melakukan bercocok tanam dan berkebun. Disamping kurangnya lahan bertani di
kota banyak masyarakat diperkotaan yang tidak mau cape, mereka sudah terbiasa
hidup instant yang sudah serba ada di kota.
Itu merupakan salah satu yang membedakan masyarakat kota dan masyarakat desa.
Masyarakat desa yang lebih mau berusaha berjuang hidup dibandingkan dengan masyarakat
kota yang sudah terbiasa dengan berbagai hal yang instant dan hanya tinggal
menerima hasil tanpa harus memperjuangkannya.
Dari segi
sikap masyarakat desa jauh lebih dapat bersosialisasi dibandingkan dengan
masyarakat dikota. Masyarakat didesa lebih berkerabat antara satu dengan yang
lainnya. Karena didesa yang paling penting adalah saling membantu, saling
menolong, saling menghargai dan menghormati dan saling pengertian.hal-hal
itulah yang menjadikan masyarakat didesa jauh lebih dapat bersosialisasi
dibandingkan dengan masyarakat dikota. Masyarakat dikota banyak yang kurang
dapat bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar mereka. Hal ini
dibuktikan di kota banyak perumahan yang mendirikan pagar setinggi 2 meter
lebih sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui siapa yang tinggal di
rumah tersebut. Masyarakat di perkotaan banyak yang lebih suka menyendiri di
bandingkan berkumpul antar tetangga. Hal inilah yang membedakan masyarakat desa
dan masyarakat kota dalam bersosialisasi antar masyarakat sekitar di lingkungan
mereka.
Dari segi
penghasilan pun masyarakat desa dan masyarakat kota sangat berbeda jauh.
Masyarakat kota biasanya memiliki lebih banyak penghasilan dibandingkan dengan
masyarakat di desa. Dan hasil penghasilan merekalah yang akan mempengaruhi gaya
kehidupan mereka. Masyarakat yang memiliki penghasilan yang tidak cukup banyak
mungkin akan lebih belajar untuk menghemat uang mereka dan menggunakan mereka
sebaik-baiknya untuk menyambung hidup mereka dan biasanya penghasilan masyarakat
yang lebih besar yang biasanya masyarakat perkotaan biasanya mereka lebih boros
dalam penggunaan penghasilan mereka. Maka dari segi penghasilanlah yang
membedakan biaya hidup di kota jauh lebih mahal dibandingkan didesa. Biaya
hidup didesa yang jauh lebih murah dibandingkan didesa. Karena segala sumber
daya makanan yang ada dikota biasanya berasal dari desa sehingga harga dikota
jauh lebih mahal dibandingkan didesa.
Ciri-ciri masyarakat desa
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa,Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan,Cara berusaha
(ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti :
iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
Masyarakat desa
masih mengsnut dan memelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan
asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian
dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain
yang mempunyai ciri yang jelas.
Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
pembangunan desa mengedepankan tujuan mulia, seperti menghilangkan
kemiskinan, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan masyarakat desa,
memberikan layanan sosial desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat
pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut hanyalah
teori belaka.
Masyarakat
Kota
Sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung
bersifat individualistik.
Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang
menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah
sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri,
pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan
kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup
tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk
individualistik.
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima
berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
Masyarakat kota lebih
memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen
dalam susunan penduduknya.
Ciri-ciri masyarakat Perkotaan
Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak
terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan
saja,Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
berdantung pada orang lain (Individualisme),Pembagian kerja diantara
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata,Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota,Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan
pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti
sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
Perbedaan antara desa dan kota
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan
penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian,
walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat
gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan
di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja .
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada
mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu
masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya
terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka
saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan
tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan.
Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam
mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai
menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk
melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,
karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh
dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Kesimpulan
Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Referensi
http://www.gudangmateri.com/2010/04/masyarakat-desa-dan-masyarakat-kota.html
Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas
_______, 1994. Sosiologi 3 SMU. Jakarta: Yudistira
http://www.gudangmateri.com/2010/04/masyarakat-desa-dan-masyarakat-kota.html
Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas
_______, 1994. Sosiologi 3 SMU. Jakarta: Yudistira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar